MASIH banyak orangtua yang belum menyadari bahaya menjadi seorang perokok bagi anak-anaknya. Seberapa besar bahayanya mempunyai ayah perokok?
Perlu diketahui, angka kematian bayi dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang ayahnya merokok lebih tinggi jumlahnya dibanding mereka yang ayahnya tidak merokok. Demikian disampaikan Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Widyastuti Soerojo.
"Angka itu hasil survei 360.000 keluarga miskin perkotaan dan pedesaan," kata dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia (FKM UI) itu dalam seminar "Meningkatkan Harkat dan Martabat Konsumen dengan Informasi Jelas dan Benar dan Perlindungan Hukum" di Jakarta, Senin (27/7).
Kematian bayi di kota dengan ayah merokok 6,3 persen, sedangkan pada ayah tak merokok 5,3 persen. Sementara, kematian bayi di desa dengan ayah merokok 9,2 persen sedangkan pada ayah tak merokok 6,4 persen.
Ia menambahkan, kematian balita di kota dengan ayah merokok 8,1 persen sedangkan pada ayah tidak merokok 6,6 persen. Di desa, kematian balita dengan ayah merokok 10,9 persen dan pada ayah tak merokok 7,6 persen.
Sangat berbahaya, asap tembakau mengandung lebih dari 4.000 zat kimia, di mana lebih dari 250 zat merupakan toksik (racun) atau karsinogenik (penyebab kanker). Arini Setiawati dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran (FK) UI mengemukakan informasi itu dalam kesempatan yang sama.
"Zat kimia dalam asap tembakau, antara lain aseton yang juga ada pada pelarut cat, zat butan ada pada cairan pemantik, arsen ada di racun tikus, cadmium ada di baterei mobil, karbonmonoksida ada di asap knalpot, atau benzpiren ada pada asap kayu bakar," paparnya.
Sebabkan Ketergantungan
Merokok juga menyebabkan adiksi atau ketergantungan pada nikotin. Dengan nikotin, perokok mendapatkan kesenangan dan ketenangan. Dijelaskan, dari hisapan rokok yang mengandung 6-11 mg nikotin, 1-3 mg nikotin akan masuk ke otak melalui peredaran darah paru.
Nikotin itu berikatan dengan reseptornya di otak tengah sehingga menyebabkan pelepasan dopamin di Nucleus Accumbens. Dopamin menimbulkan perasaan senang dan tenang.
"Adiksi merokok terjadi karena ada penurunan dopamin sewaktu tidak merokok sehingga timbulah gejala "withdrawal" berupa cepat marah, cemas, sukar konsentrasi, dan stres yang membuat perokok sangat mengharapkan asap rokok agar melepas Dopamin untuk mengembalikan kesenangan dan ketenangan tadi," paparnya.
Berhenti merokok tiga bulan akan membuat fungsi paru Anda membaik dan berkurangnya batuk dan sesak nafas. Berhenti setahun dari rokok, resiko penyakit jantung menurun 50 persen. Jangan tunda lagi, bagi ayah perokok segeralah kurangi atau berhenti merokok demi buah hati Anda.(http://suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar