Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (2/7/2010). Pada hari keduanya berkantor, Nonoy memerintahkan sopirnya untuk berhenti saat lampu merah dan menolak menggunakan jalur khusus bus. Akibatnya Nonoy pun datang terlambat 40 menit untuk mengikuti parade militer.
"Dia menolak untuk masuk ke jalur khusus (bus) kuning. Kami terjebak dalam kemacetan lalu lintas," tutur seorang jurnalis yang ikut dalam rombongan.
Polisi pengawal juga dilarang menggunakan sirene olehnya. Petugas keamanan pun terpaksa keluar dari mobil mereka untuk melindungi iring-iringan mobil Presiden setiap kali limusin yang membawa presiden bujangan itu terjebak macet.
Nonoy, putra mantan pemimpin Corazon Aquino, menang telak dalam pemilu Filipina, Mei lalu. Nonoy berjanji untuk memerangi korupsi dan mengakhiri budaya impunitas yang dinikmati oleh warga Filipina yang berkuasa.
Pada pidato pengukuhannya, Rabu (30/6), Nonoy menyatakan di hadapan setengah juta pendukungnya. "Tidak ada sirene, tidak ada counter-flow (mengemudi melawan arus), tidak ada suap."
Juru bicara Kepresidenan Edwin Lacierda mengatakan, permintaan Nonoy agar diperlakukan sama seperti warga biasa tersebut membuat pusing para pengawalnya. Padahal menurut undang-undang di Filipina, Presiden, Wakil Presiden, Pimpinan Parlemen dan Senat, Ketua Mahkamah Agung, polisi, militer dan kendaraan darurat diperbolehkan menggunakan sirene dan mengemudi menerobos lampu merah.(http://www.berita2.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar