Suasana rumah siswi kelas X SMAN 12 yang telah diamankan polisi karena kasus pembunuhan bayi yang dilahirkan itu beberapa hari ini diliputi duka. Wajah para penghuni terlihat murung dan diliputi kegelisahan.
Suharyadi (36), ayah AD sehari-hari bekerja sebagai tukang las kapal di Pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan Jumaiyah (35), sang ibu sehari-hari mengasuh keempat anaknya.
"Bapaknya itu kadang pulang sampai malam. Sampai di rumah pun langsung istirahat karena kecapekan bekerja," ujar Jumaiyah saat berbincang-bincang dengan detiksurabaya.com di rumahnya di kawasan Manukan Lor, Tandes, Surabaya, Rabu (28/7/2010).
Dari pernikahan Suharyadi dan Jumaiyah, dikaruniai 4 anak terdiri dari RD alias AD (15) yang duduk dibangku SMA kelas X, RIW (14) masih SMP kelas VII, WI (12) mengalami down syndrome atau anak berkebutuhan khusus serta si bungsu FP (7) yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Di rumah kontrakan seharga Rp 4 juta pertahun itu, mereka tidur di tiga kamar. Jumaiyah dan Suharyadi tidur di kamar belakang. Kadang-kadang, anak bungsu, FP yang masih duduk dibangku SD tidur bersama kedua orang tuanya.
Sedangkan, RD alias AD kadang tidur bersama WI atau RIW di kamar depan. Sedangkan WI yang mengalami down syndrome menempati kamar tengah.
Di rumah bercat putih itu, para anggota keluarga biasanya menyaksikan siaran televisi bersama di ruang tamu yang hanya disekat dengan lemari. Setelah kasus menimpa anaknya mencuar, Jumaiyah mengaku menyalakan televisi berukuran 21 Inch miliknya pun tak sempat.
Jumaiyah sendiri beberapa hari ini mengaku kalang kabut karena harus ikut mengurusi AD yang dirawat di RS Bhayangkara Tingkat IV Moh Dahlan Polrestabes Surabaya. Dan ketiga anaknya terpaksa dititipkan ke saudaranya.
"Maaf mas, berantakan semua sampai tidak terurus. Bingung kabeh mas. Anak-anak juga tidak ada yang menjaganya. Makanya, anak-anak saya titipkan ke pamannya," ujar Jumaiyah
Dia dan suaminya juga bolak-balik dimintai keterangan penyidik. Bahkan Suharyadi terpaksa membolos kerja sejak Selasa (27/7/20100).
"Iya mas nggak bekerja. Sekarang dipanggil lagi penyidik untuk datang ke Polrestabes," tutur Suharyadi sembari pamitan kepada detiksurabaya.com. Dia pun bergegas memacu motor Yamaha ke meninggalkan rumahnya.
Sebelumnya, SMAN 12 di Jalan Sememi digemparkan dengan kasus penemuan bayi di toilet khusus guru dan TU sekitar pukul 06.45 WIB, Senin (26/7/2010). Bayi
laki-laki yang ditemukan di dalam kardus sudah tewas dan kondisinya mengenaskan karena di leher ada lilitan kabel listrik.
Terungkapnya RD alias AD sebagai ibunya ini setelah polisi berinisiatif
mengundang bidan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan terhadap seluruh siswi
SMAN 12. Pelaku mengaku dihamili kekasihnya, R yang saat ini masih diburu polisi.
sumber : http://surabaya.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar