Jakarta, Terkadang orangtua menemukan anaknya suka berbicara sendiri atau asik dengan imajinasinya. Normalkah anak yang memiliki teman imajinasi?
"Anak terkadang memang memiliki teman imanjinasi, jika anak bisa mengalihkan perhatianya kembali saat diajak berbicara dengan orangtuanya maka hal ini normal saja," ujar Dr Kresno Mulyadi, SpKJ dalam acara Pfizer Journalist Class dengan tema Hak Anak Untuk Sehat dan Cerdas di wisma GKBI, Jakarta, Rabu (30/6/2010).
Kondisi tersebut merupakan hal yang wajar atau normal untuk anak usia 3-6 tahun. Karena hampir sebagian besar anak-anak pada usia tersebut memang memiliki teman imajinasinya sendiri.
Namun Dr Kresno menambahkan jika anak terlalu asik sendiri dengan imajinasinya, maka bisa jadi hal ini adalah salah satu gejala dari spektrum autis. Jadi harus dilihat sejauh apa anak-anak ini terlibat dalam imajinasinya, misalnya apakah anak terus menikmatinya atau tidak.
"Biasanya hal ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi jika anak sudah terlalu asik dengan teman imajinasinya dan sulit untuk dialihkan perhatiannya, maka tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikiater," ungkap psikiater yang akrab disapa Kak Kresno ini.
Anak yang berbicara dengan teman imajinasinya ini seringkali dikaitkan dengan anak yang memiliki indera keenam atau anak indigo. Tapi sebenarnya ada pola tersendiri atau kriteria diagnosis untuk kasus-kasus seperti ini, sehingga sebaiknya jangan mendiagnosis sendiri.
Kak Kresno menuturkan setiap anak memiliki tahap-tahap perkembangan, yaitu:
- Tahap pasca percaya dasariah pada usia 0-1,5 tahun.
- Tahap rasa otonomi pada usia 1,5-3 tahun. Pada tahap ini anak mulai merasa punya kewenangan atas diri sendiri, serta mulai aktif bergerak dan tidak bisa diam.
- Tahap rasa inisiatif pada usia 3-6 tahun. Pada tahap ini muncul rasa ingin tahu anak yang besar terhadap segala hal, karenanya orangtua sebaiknya menjawab dengan tenang, jujur dan jawablah sesuai dengan pertanyaan anak.
- Tahap industri pada usia 6-12 tahun. Pada tahap ini anak mulai bisa menghasilkan hasta karya seperti puisi atau barang-barang tertentu.
Satu hal yang pasti adalah jangan memarahi anak, tapi berikan masukan-masukan yang positif untuk anak. Karena kondisi ini akan membuat anak lebih cepat mengerti.
Selain itu dunia anak adalah dunia bermain, jadi buatlah suasana yang menyenangkan bagi anak untuk belajar dan beraktivitas.(ver/ir/http://health.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar