Jakarta -Ingin kuliah kedokteran barat tanpa mengeluarkan biaya kuliah? Sebuah universitas di China, Chongqing Medical University (CQMU), membuka kesempatan itu melalui beasiswa bagi pelajar Indinesia yang ingin menjadi dokter baik kedokteran umum (S1) maupun spesialis (S2).
Bagi yang ingin mendapatkan informasi lebih detil mengenai beasiswa dan program-program pendidikan di China, bisa hadir dalam seminar terbuka tanpa dipungut biaya yang digelar di Novotel Mangga Dua Square Jakarta pada 12 dan 13 Juni dari jam 13.00 hingga 17.00 WIB.
Menurut Ketua Pertukaran Mahasiswa Beijing Language & Culture Institute (BLCI), Samuel Wiyono MBA, seminar akan menghadirkan pembicara Prof Dr Lei Han, rektor CQMU, dan Ms. Ellen Liao dari South China University of Technology (SCUT) Guangzhou, serta Ms. Helen Li dari Blue Mountains Hotel School-Suzhou.
China Education Seminar 2010 tersebut diselenggarakan sebagai rangkaian Peringatan 60 Tahun Hubungan Indonesia-China, kata Samuel Wiyono dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.
"Chongqing Medical University, menawarkan beasiswa kepada para pelajar Indonesia untuk kuliah di program International dengan mengggunakan bahasa Inggris bidang studi kedokteran barat, baik kedokteran umum (MBBS) maupun spesialis (Master), jadi bagi yang belum menguasai bahasa Mandarin dapat langsung kuliah program gelar sehingga dapat menghemat waktu dan biaya," kata Samuel.
Ia menjelaskan bahwa CQMU merupakan universitas Pemerintah khusus kedokteran barat terkemuka di China, didirikan pada tahun 1956, sebagai cabang dari Shanghai First Medical College (sekarang Shanghai Medical College Fudan University).
Universitas di bidang kedokteran bertaraf internasional ini berada di Kota Chongqing yg berpenduduk berkisar 30 juta, dan telah mendapat pengakuan dari Kementrian Pendidikan China (Chinese Ministry Education), serta terdapat didaftar universitas ECFMG USA (Komite Pendidikan Lulusan Kedokteran Luar Negeri Amerika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .
Melalui beasiswa itu, mahasiswa Indonesia yang kuliah di fakultas kedoteran CQMU tidak perlu membayar uang kuliah alias gratis. Biaya yang dikeluarkan paling hanya untuk transportasi, dokumen, biaya hidup sehari-hari dan tempat tinggal.
"Biaya hidup dan tempat tinggal kurang lebih sama bahkan cenderung lebih rendah dibandingkan biaya hidup di Jakarta," jelasnya.
Samuel menyontohkan, untuk 3 kali makan per orang sehari biasanya berkisar 20 RMB (setara Rp 27.000,- dengan kurs 1 RMB = Rp 1.350,-), sedangkan sewa kamar di kampus untuk 2 orang berkisar 4.800 RMB/tahun (+ Rp 6,5 juta/tahun).
Bila tanpa beasiswa, biaya kuliah di CQMU untuk program Kedokteran Umum sebesar 25 ribu RMB per tahun, sedangkan untuk program kedokteran spesialis 30 ribu RMB per tahun. Namun mahasiswa tidak usah membayar uang pangkal, uang gedung, atau pun sumbangan.
Program Foundation
Lain halnya dengan South China University of Technology (SCUT) di Guangzhou, menurut Samuel, yang menarik dari program di univeristas ini adalah program foundation (pre university) Internasional dengan bahasa Inggris, yakni program pendidikan bagi mereka yang belum memenuhi persyaratan untuk masuk universitas dari segi bahasa maupun akademik.
Dalam program ini anak-anak kelas 2 setelah naik ke kelas 3 SMU atau pun "O" Level, dapat mengikuti program ini tanpa harus menunggu lulus SMA.
Setelah selesai mengikuti program foundation, dapat langsung kuliah jenjang S1 di SCUT untuk bidang studi Bachelor International Trade & Economic (Perdagangan Internasional dan Ekonomi), Tourism Management, dan Computer Science.
Dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan, mahasiswa yang belum menguasai bahasa Mandarin dapat langsung kuliah, jadi bisa menghemat waktu dan biaya, sedangkan yang ingin cepat kerja, Blue Mountains Hotel School (BMHS) di Kota Suzhou, menawarkan program studi Diploma di bidang perhotelan dengan penghantar bahasa Inggris.
Mahasiswa yang kuliah dua tahun Diploma di Suzhou dan melanjutkan satu tahun perkuliahan di Australia, akan mendapatkan ijazah Sarjana S1 (Bachelor) dari Australia.
Total waktu untuk dapat Gelar S1 (Bachelor) 3 tahun. Tiap semester genap, mahasiswa BMHS magang kerja di hotel berbintang yang dicarikan oleh pihak BMHS. Dalam magang itu, mahasiswa sudah mendapatkan uang saku, bahkan ada yang langsung kerja setelah menyelesaikan pendidikanya.
"Banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di BMHS sudah magang di sejumlah hotel bintang lima di Beijing, Shanghai dan Xiamen," jelas Samuel.
Selain ketiga universitas itu, dalam seminar tersebut pengunjung dapat menanyakan informasi lain mengenai belajar bahasa Mandarin maupun program gelar S1/S2 dari universitas di 15 kota besar China lainnya.
Bagi yang mendaftarkan pada saat seminar berlangsung dan menyelesaikan administrasi dan memenuhi syarat, mendapatkan biaya visa gratis, juga dibebaskan dari biaya Asrama Universitas lainnya di kota Nanjing, Nanchang, dan Ningbo, biaya test bahasa Inggris, serta biaya penterjemahan ijazah.
"China Education Seminar 2010 merupakan kesempatan terakhir pendaftaran untuk mulai kuliah September tahun ini," demikian Samuel. sumber : http://www.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar