April 26, 2010

Awasi Komplikasi Diabetes!

Kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik.
"Salah satu kondisi buruk dan mahal ialah gagal ginjal yang menyebabkan penderita terpaksa menjalani cuci darah. Pasien cuci darah terbanyak biasanya penderita diabetes dan kemudian diikuti darah tinggi," ujar Saksono Harbuwono Spesialis Penyakit Dalam dari Divisi Metabolik dan Endokrin Universitas Indonesia dalam acara talkshow tentang diabetes pada Women Health Expo, Jumat (5/2/2010).
Sekadar gambaran, studi di Amerika, dari 100 persen pasien cuci darah, sekitar 43 persen diantaranya merupakan penderita diabetes, 28 persen penderita darah tinggi, dan selebihnya karena penyakit lain.
Komplikasi lainnya ialah gangguan terhadap jantung. Sekitar 75-80 persen kematian pada diabetes karena kelainan jantung dan pembuluh darah. Hal ini disebabkan karena timbulnya timbunan lemak di pembuluh darah sehingga aliran darah terhambat. Jika itu terjadi di pembuluh darah jantung, dapat timbul serangan jantung. Selain itu, komplikasi dapat menimpa pembuluh darah lain di mata (kebutaan), kelamin, kaki, dan otak.

Tentang Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang timbul akibat kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah tinggi itu disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Gula darah dapat meningkat karena makanan, stres, sakit, dan abat-obatan tertentu.
Faktor pencetus diabetes melitus antara lain kurang gerak, makan berlebihan, kehamilan dan kekurangan produksi hormon insulin. Diabetes tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan sehingga berbagai komplikasi dapat dicegah. Kunci penanganan diabetes ialah menjaga kadar gula darah. Cara menjaga kadar gula darah dan tekanan darah antara lain diet yang tepat, olah raga teratur, dan konsumsi obat jika diperlukan.
Dante mengatakan, diabetes tipe II semakin menjadi masalah serius. Jumlah penderitanya juga terus bertambah. Di Jakarta misalnya, pada tahun 1980 prevalensi diabetes sebesar 2,8 persen dan di tahun 2005 menjadi 12,1 persen. (KOMPAS.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer