Juni 06, 2010

(FOTO) DEEP WATER HORIZON Meledak Dan Terbakar

Musibah yang terjadi di Lepas panta (offshore) , tepatnya sejak 20 April 2010, Amerika Serikat disibukkan oleh peristiwa di Teluk Mexico yaitu meledaknya sebuah tambang minyak (Deepwater Horizon Rig) di lepas pantai Louisiana. Peristiwa itu mengakibatkan tumpahnya minyak bumi di lautan di Teluk itu dan sekitarnya, bahkan hingga radius lebih dari 50 km hanya dalam waktu dua minggu.





(Deepwater Horizon Rig)
Tak pelak peristiwa itu memberikan pukulan terhadap pemerintahan Presiden Obama. Apalagi cadangan minyak dan gas di daerah ini adalah cadangan terbesar di Bumi. Cadangan minyak yang tumpah ruah ke lautan pun semakin hari semakin bertambah, dan tidak ada tanda-tanda berkurang sedikitpun.

Mungkin peristiwa ini mirip dengan meluapnya lumpur di kawasan Porong, Sidoarjo yang menimbulkan tekanan secara politik maupun di bidang lingkungan hidup bagi Pemerintah Indonesia. Sampai sekarang kasus di Porong tersebut masih terkatung-katung tanpa penyelesaian, bahkan luapan lumpurnya semakin meluas dan menimbulkan bahaya amblesnya tanah di sekitarnya. Warga yang melewati daerah tersebut juga dilarang untuk merokok atau membuat hal-hal yang menimbulkan percikan api, karena gas metana juga keluar dari dalam tanah mengiringi luapan lumpur. Sedikit saja percikan api dapat membakar seluruh kawasan Porong seluas 174 hektar itu.

Bedanya, peristiwa di Lousiana tidak secara langsung menimpa perumahan penduduk (karena lokasi bocornya di laut). Tapi dampak yang ditimbulkannya sangat besar, bahkan mungkin lebih besar dari dugaan kebanyakan orang. Apabila dibandingkan dengan luapan lumpur di Sidoarjo, tumpahan minyak di Teluk Mexico itu sudah mencapai radius 50 km hanya dalam waktu 2 minggu, itupun masih bertambah dari hari ke hari. Sementara radius luapan lumpur Sidoarjo sampai saat ini (2 tahun) “hanya” mencapai radius 1,5 km.

Secara finansial, Obama sudah menetapkan pihak BP yang harus bertanggung jawab. Namun Pemerintah AS juga tak dapat berdiam diri. Obama telah mencanangkan bahwa seluruh sumber daya akan dikerahkan untuk menutup dan membersihkan kebocoran minyak ini, bahkan ia sudah mencanangkan peristiwa ini sebagai bencana nasional. “I’m not going to rest… or be satisfied until the leak is stopped at the source (and) the oil on the Gulf is contained,” demikian kata Obama.




Perkiraan biaya yang dibutuhkan bisa melebihi $14 Milyar.

Namun biaya itu masih relatif kecil dibandingkan dengan dampak kebocoran itu terhadap Bumi. Bahkan bukan tidak mungkin, bocornya minyak ini akan mencemari seluruh lautan di Bumi. Mengingat lautan adalah salah satu prasyarat terbentuknya atmosfer yang kondusif dan juga oksigen yang menghidupi seluruh makhluk hidup di Bumi, maka peristiwa ini dapat menjadi awal dari punahnya umat manusia.

Sebagai gambaran umum adalah sebagai berikut. Pada awalnya, perkiraan minyak yang keluar mencemari laut adalah 5.000 gallon per hari, namun data terbaru menyebutkan 210.000 gallon per hari. Berarti dalam waktu seminggu lebih dari 1 juta gallon. Sampai sekarang para ilmuwan belum menemukan cara untuk menutup sumber kebocoran yang berada di kedalaman 5.000 kaki dan bertekanan 170.000 PSI. Sangat sangat tidak mungkin, apalagi dengan zero visibility (karena lumpur dasar laut yang sangat pekat). Menurunkan robot juga tidak berguna banyak, karena bagaimanapun harus dikendalikan oleh manusia dengan kamera video.

Informasi terbaru, akibat besarnya tekanan minyak itu, struktur bebatuan di sekitar lokasi kebocoran telah runtuh dan mengakibatkan lubang kebocoran itu membesar. Minyak yang keluar pun semakin banyak, sementara tekanannya sama sekali tidak berkurang. Bayangkan pengaruh kebocoran itu terhadap makhluk dan biota laut di sana.













sumber : http://shiddieq1810.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer