Juni 15, 2010

Bencana Terbesar dari Ruang Angkasa

Bicara soal asteroid, sebuah kabar gembira tiba hari Minggu (13/6/2010). Pesawat penelitian ruang angkasa Jepang, Hayabusa, telah kembali ke Bumi dengan membawa contoh debu dari asteroid Itokawa. Debu tersebut diharapkan bisa membuka teka-teki proses awal pembentukan sistem Matahari pada tata surya kita.

Hayabusa yang mendarat di daerah terlarang militer Woomera di bagian selatan Australia itu mengangkasa tahun 2003. Dia mencapai asteroid berbentuk kentang Itokawa pada 2005. Sekretaris Parlemen Australia untuk Inovasi dan Industri Richard Marles berkomentar, "Sebenarnya, untuk membawa sampel itu ke planet ini sudah terlambat. Namun, itu lebih baik daripada tidak. Sungguh sebuah pencapaian yang menakjubkan."

Sementara itu, ingatan kita mungkin masih segar. Bulan lalu Jakarta digegerkan oleh jatuhnya meteoroid di sebuah rumah di Duren Sawit, Jakarta. Kabar serupa datang dari Bima, Nusa Tenggara Barat—yang kemudian terbukti hanya akibat dari rusaknya jaringan listrik. Sebelumnya, telah ada beberapa catatan meteoroid jatuh di wilayah Indonesia.

Di Australia barat, tahun 1960, dua pekerja di Millbillillie menyaksikan sebuah bola api meluncur ke bumi. Sepuluh tahun kemudian baru ditemukan serpihan meteoroid.

Survei oleh institusi the International Spaceguard sejak tahun 1998 telah menghasilkan katalog berisi semua asteroid yang jaraknya cukup dekat dengan Bumi (near earth asteroids/NEA). Asteroid-asteroid tersebut diameternya lebih panjang dari satu kilometer. Di sisi lain, asteroid kecil yang diameternya berukuran kurang dari satu kilometer sebagian besar masih tidak terdeteksi.

Meskipun impak langsung akibat ditumbuk asteroid kecil tidak bersifat ekstrem, asteroid kecil ini jumlahnya amat banyak. Mereka berkeliaran di luar angkasa. Akibatnya, kemungkinan tertumbuk asteroid kecil semakin besar. Peristiwa inilah yang diteliti dan impak tumbukannya dihitung.sumber : http://sains.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer