SM/Gading Satrio Pinandito RAWAN MACET:Perlintasan KA di jalur selatan Jateng tepatnya di Sumpiuh, Banyumas, menjadi salah satu titik rawan kemacetan arus mudik dan balik.(30) | |
Sumpiuh, Banyumas, menjadi salah satu kawasan langganan macet. Pada hari-hari biasa, kemacetan di jalur selatan Jateng itu terus dikeluhkan masyarakat. Terlebih saat arus mudik dan balik Lebaran. Wartawan Suara Merdeka Didi Wahyu melaporkan persoalan klasik yang tak juga ada realisasi pemecahannya itu.
BAGI para pemudik yang melewati jalur selatan (dari arah Yogyakarta atau Bandung), perlu mengantisipasi kemacetan di perlintasan kereta api (KA) Sumpiuh Banyumas. Di lokasi itu, tiap 10 menit pintu perlintasan harus ditutup, karena ada kereta yang lewat.Seperti diungkapkan Kepala PT KA Daerah Operasi (Daop) V Purwokerto, Saeful Echwan. Dalam kondisi normal ada 90 KA yang melintas di jalur selatan selama 24 jam. Tetapi pada masa angkutan Lebaran ini, jumlah KA bertambah menjadi 140 rangkaian.
''Selama masa angkutan mudik Lebaran, jumlah KA yang melintas naik 55 persen dari hari biasa, '' ujar Saeful saat memantau jalan dan rel KA di wilayahnya bersama Kapolwil Banyumas
Kombes Emron Putra Agung.
Hal itu membuat jalur KA semakin sibuk dan pintu perlintasan KA yang berada di jalur mudik makin sering tertutup. Selain di Sumpiuh Banyumas, hal serupa terjadi di daerah Sampang Cilacap, dan Karanganyar Kebumen.
Akibatnya, seperti tahun lalu, peningkatan jumlah kendaraan mudik di jalur selatan menyebabkan antrean panjang. Setiap kali kereta api melintas, antrean kendaraan bisa mencapai 1 kilometer dari arah barat. Dari arah timur juga bisa sepanjang itu. Padahal, 1 kilometer dari arah barat, terdapat Pasar Sumpiuh yang juga berpotensi menimbulkan kemacetan.
Dipasang CCTV
Salah seorang petugas di pos pengamanan perlintasan Sumpiuh menjelaskan, puncak kemacetan biasanya mulai H-3 Lebaran.
Menurut Kapolwil Emron Putra Agung, meski berpalang, perlintasan KA di Sumpiuh berpotensi menyebabkan kemacetan. Apalagi, kemiringan perlintasan mencapai 40 derajat dan ini menyebabkan kendaraan, khususnya roda dua, sering tergelincir.
Pemprov Jateng setahun lalu sudah menyarankan agar di perlintasan Sumpiuh dibangun jalan layang (fly over) untuk menghindari perlintasan kereta api sebidang.
Pemkab Banyumas diminta mengusulkan pembangunan fly over itu kepada Pemerintah Pusat. Dengan demikian, pembangunannya dibiayai APBN, dengan dana pendamping dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
Jika fly over tidak segera dibangun, kemacetan akan semakin parah, terutama dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Sejauh ini, untuk mengatasi kemacetan, Direktorat Perhubungan Darat telah memasang closed circuit television (CCTV) di dekat pintu perlintasan tersebut. CCTV itu untuk mengontrol tingkat kemacetan di jalan itu saat kereta api melintas.
Di wilayah Daop V Purwokerto, terdapat 440 perlintasan KA. Dari jumlah tersebut, yang dijaga petugas dan ada palang pintunya hanya 85 tempat. Pintu perlintasan yang resmi dijaga petugas KA untuk mengamankan jalannya kereta sebanyak 72 tempat, sedangkan 13 lainnya dijaga oleh petugas swakarsa atas inisiatif pemkab setempat.(http://www.suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar