Kepala Penempatan dan Perlindungan TKI Provinsi Kepulauan Riau, Johny Worotikan, menyatakan, sebagian TKI di Malaysia cuti lebih awal karena khawatir terjadi perang antara Indonesia-Malaysia.
Mereka takut tinggal di Malaysia karena khawatir terjadi perang fisik antara Indonesia dengan Malaysia pacsapenangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri di Perairan Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan pada 13 Agustus 2010, kata Johny di Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau, Minggu (5/9/2010).
"Kami mendapat banyak informasi mengenai pengaruh negatif dari hubungan Indonesia-Malaysia yang memanas baru-baru ini," katanya.
TKI yang mengambil cuti pulang ke tanah air akan kembali bekerja di Malaysia setelah hubungan antara kedua negara kembali membaik. Kemungkinan mereka sulit diterima kembali di majikan yang sama jika terlalu lama mengambil cuti.
"Warga Indonesia yang bekerja di Malaysia tanpa dilengkapi dokumen kini lebih merasa ketakutan," ujar Worotikan.
Hingga sekarang, kata dia, belum ada laporan ada perlakuan buruk dari pemerintah maupun warga Malaysia terhadap TKI, meski terjadi "perang opini" antara berbagai pihak di antara kedua negara. "Kondisi masih normal. Hanya sebagian TKI merasa khawatir dengan hubungan Indonesia dengan Malaysia yang kurang baik," ungkapnya.
Johny menilai, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Mabes TNI baru-baru ini bijaksana. Pidato Presiden telah menyejukkan TKI yang bekerja di Malaysia. Sebaliknya, kondisi TKI diyakini akan semakin parah jika pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperpanas rakyat kedua negara, katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar