Mei 07, 2010

Bayi Bocor Jantung

Bayi Bocor Jantung, Adakah yang Mau Membantu Nesya?
Persoalan biaya rumah sakit masih menjadi kendala utama perawatan terhadap bayi perempuan berusia enam bulan Nesya Winda Azahra.
Kamis, 6 Mei 2010
JAKARTA, Persoalan biaya rumah sakit masih menjadi kendala utama dalam perawatan bayi perempuan berusia enam bulan, Nesya Winda Azahra. Keluarga dari bayi yang menderita kebocoran jantung ini masih kesulitan mendapatkan bantuan untuk memenuhi biaya perawatan di RS Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat.Kris Newin, ayah Nesya, mengatakan, sejauh ini ia baru bisa mengupayakan pengajuan Jaminan Kesehatan Keluarga Miskin (Gakin) ke Pemprov DKI Jakarta. "Sudah diajukan. Ya alhamdulillah dapat bantuan sebesar 50 persen dari biaya pengobatan Nesya," kata dia.Namun, bagi Kris, bantuan biaya sebesar 50 persen itu belum sepenuhnya menolong keluarga dalam hal biaya pengobatan Nesya. Maklum, penghasilan Kris yang hanya pegawai rendahan di notariat hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Begitu juga dengan Nofriyanti, ibunda Nesya, yang hanya bekerja sebagai perawat di rumah sakit kecil, tak cukup menutup semua biaya kesehatan Nesya.Nesya memang membutuhkan biaya perawatan yang besar. Sejak dirawat sepekan lalu di RS Harapan Kita, total biaya pengobatan Nesya sudah mencapai lebih dari Rp 20 juta. "Itu belum termasuk obat-obatan yang harus kami tebus sendiri," kata Nofriyanti.Sementara itu, dalam waktu ke depan, Nesya juga harus menjalani operasi untuk pembenahan pada bagian jantungnya. Kris mengatakan, menurut dokter setidaknya dibutuhkan tiga kali operasi terhadap Nesya. "Tiap kali operasi, butuh dana paling sedikit Rp 60 juta. Saya masih shock dan bingung harus cari dari mana. Akhir-akhir ini, kondisi Nesya masih belum juga stabil," kata dia.Kris wajar merasa bingung. Pasalnya, dalam pengajuan kartu Gakin, keluarga Kris tidak bisa mendapat jaminan biaya kesehatan 100 persen. Padahal, Pemprov DKI lewat Sudin Kesehatan berjanji memberikan pembiayaan hingga sepenuhnya dengan kartu Gakin bagi warga miskin di DKI. "Setelah disurvei, katanya kami belum termasuk warga miskin, tapi masuk kelas keluarga kurang mampu. Jadi, hanya setengahnya saja yang dibiayai," kata dia.Hingga kini, Kris masih belum bisa mencari uang tambahan untuk menutupi seluruh biaya pengobatan Nesya. Angka nominal yang tinggi dan tak terjangkau membuat Kris masih kelimpungan. "Enggak tahu, Mas, mau gimana lagi. Ya saya banyak berdoa juga supaya ada jalan yang diberikan," tandasnya. .sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer