Ilustrasi
UNGARAN, KOMPAS.com - Ribuan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Semarang, Jateng tidak terserap kerja, karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar di perusahaan-perusahaan yang ada di daerah setempat.
"Jumlah lulusan SMK di Kabupaten Semarang setiap tahun mencapai 3.000 orang, sementara lowongan yang ada kurang dari jumlah lulusan," kata Kepala Dinsosnakertrans, Kabupaten Semarang Tyas Iswinarso di Ungaran, Jumat (26/11/2010).
Selain itu, banyak lowongan yang dibutuhkan di beberapa perusahaan besar di Kabupaten Semarang adalah tekstil, tapi banyak lulusan SMK yang tidak punya kompetensi di bidang tersebut.
"Banyak SMK yang tidak mengajarkan tentang pertekstilan, sehingga lulusan yang dikeluarkan oleh sekolah tidak sesuai dengan kondisi pasar," katanya.
Untuk sementara ini, banyak pekerja di perusahaan-perusahaan di Kabupaten Semarang yang justru dari luar daerah, karena sudah cocok dengan kompetensinya.
Angka pengangguran di Kabupaten Semarang hingga kini mencapai 107 ribu orang.
Angka pengangguran itu saat ini jumlahnya lebih tinggi dibanding angka tenaga kerja di Kabupaten Semarang.
Dari 770 perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang, jumlah pekerjanya hanya sekitar 85 ribu orang.
"Perbandingan angka tersebut mencerminkan kondisi kurang ideal bagi kesejahteraan suatu daerah. Idealnya angka jumlah pengangguran harus dibawah angka tenaga kerja yang terserap," katanya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, perlu adanya upaya untuk mendatangkan investor serta menyediakan kawasan industri baru.
Dengan harapan, terjadi penyerapan tenaga kerja yang berimbas pada penekanan angka pengangguran.
"Mendatangkan investor dan membuka kawasan industri baru merupakan dua hal yang tak bisa ditawar guna menekan angka pertumbuhan pengangguran di wilayah Kabupaten Semarang," katanya.
Kepala Seksi Pendidikan Menengah SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Taufiqurrahman mengatakan, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Dinsosnakertrans untuk mengadakan pelatihan bagi guru-guru SMA maupun SMK dalam bidang garmen dan tekstil.
"Guru-guru dilatih untuk bisa mengajarkan bidang garmen, sehingga mereka dapat menularkan kepada murid-muridnya," ungkapnya.
Dia berharap, lulusan yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan pasar yakni dapat bekerja di perusahaan di wilayah Kabupaten Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar