Oktober 19, 2010

1 Miliar Penduduk Dunia Derita Penyakit Tropis


Headline
IST
Oleh : Ediya Moralia
INILAH.COM, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa satu miliar orang miskin di dunia yang menderita penyakit tropis terabaikan seperti demam berdarah, rabies dan kusta.

Penyakit ini terkonsentrasi di daerah pedesaan terpencil dan daerah kumuh perkotaan, meskipun sebagian besar telah berusaha dimusnahkan di belahan lain dunia. WHO mengatakan secara substansial angka-angka ini dapat dikurangi melalui bantuan sumbangan obat-obatan dari industri pharmaceutical.

WHO mengidentifikasi 17 penyakit dan kelompok penyakit hadir di 149 negara, yang sepertiga dari 2,7 miliar orang hidup dengan pendapatan kurang dari US$2/hari.

Sebanyak 30 negara memiliki enam atau lebih penyakit. Secara keseluruhan, lebih dari sepertiga dari 2,7 miliar orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari US$2/hari terpengaruh penyakit ini.

"Penyakit ini menyebabkan penderitaan besar tapi tersembunyi, dan sering membunuh. Tapi tidak dalam jumlah sebanding dengan kematian yang disebabkan oleh kuman HIV/AIDS atau malaria," kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan.

Dua dari penyakit onchocerciasis yang dikenal sebagai driver blindness dan trachoma (infeksi bakteri mata), menyebabkan kebutaan. Kusta dan filariasis limfatik (kaki gajah) menyebabkan korban cacat, menghambat produktivitas dan interaksi sosial. Penyakit tidur, atau human African trypanosomiasis, melemahkan pasien sebelum membunuh. Serta rabies yang bersifat fatal saat diobati.

Novartis telah memperbaharui komitmen untuk menyumbangkan obat-obatan untuk mengobati lepra. Sedangkan GlaxoSmithKline mengatakan akan memperluas sumbangan obat untuk mengobati infeksi cacing.

Sementara Sanofi-Aventis akan terus membantu menghilangkan penyakit tidur dan penyakit lainnya. "Juga aktif dalam perjuangan melawan penyakit ini adalah Bayer, Eisai, dan Johnson & Johnson," kata WHO.

"Banyak penyakit tropis terabaikan menyebabkan pengrusakan dan kecacatan, yang menyebabkan stigma dan diskriminasi sosial, mengurangi prospek perkawinan dan meningkatkan kemungkinan ditinggal pada wanita dan anak perempuan," kata laporan itu.

Penyakit seperti demam berdarah tidak mendapat respons internasional karena korban tidak memiliki suara secara politik. Penyakit ini juga cenderung tidak menyebar ke negara yang jauh, dan jarang menjangkiti wisatawan, kata laporan itu.

Di antara strategi mengendalikan penyakit tropis terabaikan seperti memperluas kemoterapi preventif, yang berarti memperlakukan seluruh populasi tempat penyakit itu diidentifikasi dengan obat-obatan yang dapat mengalahkan beberapa penyakit sekaligus.

Laporan ini juga merekomendasikan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengidentifikasi penyakit, meningkatkan sanitasi dan mengendalikan serangga serta hewan yang dapat menyebarkan penyakit ke dalam populasi manusia.

Chan mengatakan, kampanye bertujuan membuat 'upaya sengaja' untuk membasmi penyakit sebagai sarana mengentaskan kemiskinan, daripada menunggu mereka 'menghilang' secara bertahap sebagai negara-negara berkembang. [mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer