Buta huruf
REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK--Warga Kampung Cinakeum, Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, yang berjumlah puluhan kepala keluarga, seluruhnya buta huruf, karena di permukiman itu tidak ada sarana pendidikan.
"Kami sudah mengusulkan pada pemerintah daerah untuk membuka sekolah jarak jauh agar mereka bisa membaca, berhitung dan menulis," kata Camat Cibeber Kabupaten Lebak Uus Sutisna di Rangkasbitung, Ahad (2/1).
Warga sekampung itu, mengalami buta huruf akibat tidak adanya sarana pendidikan, sekolah terdekat jaraknya mencapai lima kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
"Jika anak-anak mau masuk Sekolah Dasar, mereka harus pergi ke Desa Citorek Barat dengan jarak tempuh lima kilometer," katanya.
Menurut dia, perkampungan Cinakeum yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga lokasinya terpencil dan berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Selain itu juga melintasi jalan setapak dengan kondisi curam sehingga kendaraan sepeda motor tidak bisa dilintasi jika musim hujan.
"Saya berharap Pemerintah Kabupaten Lebak bisa mendirikan sekolah filial sehingga anak-anak bisa menerima pendidikan," ujarya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Djuanda mengaku selama ini masih banyak warga yang menyandang buta huruf. Karena itu, pemerintah daerah dan pemerintah provinsi setiap tahun menyelenggarakan pendidikan melalui program Keaksaraan Fungsional (KF).
Dia menyebutkan, saat ini jumlah penyandang buta huruf di Kabupaten Lebak diperkirakan sekitar 7.000 orang yang belum mengikuti program KF tersebut. "Kami berharap target tahun 2011 warga Lebak terbebas dari penyandang buta huruf itu," katanya.
"Kami sudah mengusulkan pada pemerintah daerah untuk membuka sekolah jarak jauh agar mereka bisa membaca, berhitung dan menulis," kata Camat Cibeber Kabupaten Lebak Uus Sutisna di Rangkasbitung, Ahad (2/1).
Warga sekampung itu, mengalami buta huruf akibat tidak adanya sarana pendidikan, sekolah terdekat jaraknya mencapai lima kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
"Jika anak-anak mau masuk Sekolah Dasar, mereka harus pergi ke Desa Citorek Barat dengan jarak tempuh lima kilometer," katanya.
Menurut dia, perkampungan Cinakeum yang dihuni sekitar 40 kepala keluarga lokasinya terpencil dan berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Selain itu juga melintasi jalan setapak dengan kondisi curam sehingga kendaraan sepeda motor tidak bisa dilintasi jika musim hujan.
"Saya berharap Pemerintah Kabupaten Lebak bisa mendirikan sekolah filial sehingga anak-anak bisa menerima pendidikan," ujarya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Djuanda mengaku selama ini masih banyak warga yang menyandang buta huruf. Karena itu, pemerintah daerah dan pemerintah provinsi setiap tahun menyelenggarakan pendidikan melalui program Keaksaraan Fungsional (KF).
Dia menyebutkan, saat ini jumlah penyandang buta huruf di Kabupaten Lebak diperkirakan sekitar 7.000 orang yang belum mengikuti program KF tersebut. "Kami berharap target tahun 2011 warga Lebak terbebas dari penyandang buta huruf itu," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar