news.detik.com,Jakarta - Situs berita penerbangan airlive.net mendapat
laporan analisis terkait cuaca di jalur terbang yang dilalui oleh
AirAsia QZ8501. Hasilnya, memang ada beberapa penampakan petir di jam
mereka melintas.
Salah seorang followers @airlivenet yakni
@sebfaret melacak kondisi cuaca saat pesawat berpenumpang 155 orang itu
mulai hilang dari radar di perairan Belitung. Waktu perkiraannya sekitar
pukul 06.09 WIB hingga 06.20 WIB.
Di rentang waktu itu,
berdasarkan aplikasi pelacak di internet, terjadi beberapa kali petir.
Letaknya juga tak jauh dari rute yang ditempuh oleh AirAsia.
Selain itu, airlivenet juga mendapat laporan bahwa saat terbang, QZ8501 dekat dengan pesawat Emirates bernomor UAE409.
"Mereka
seharusnya tahu kondisi cuaca di area tersebut, karena sekarang baru
saja mendarat di Dubai," tulis @airlivenet, Minggu (28/12/2014).
Selain
airlivenet, ada juga akun @AviationSafety yang memberikan gambaran
mengenai cuaca di jalur terbang AirAsia yang diambil lewat satelit.
Berikut penampakannya:
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya merilis
data awan dan cuaca di jalur pesawat AirAsia bernomor registrasi QZ8501
itu, di detik-detik hilang kontak sekitar pukul 06.00 WIB.
"Jadi
dokumen yang kami peroleh ini diterbitkan Stasiun Meteorologi Juanda.
Sepanjang rute penerbangan, kondisi cuaca berawan. Awannya
bermacam-macam. Nah, salah satu yang patut diwaspadai oleh penerbangan
adalah awan cumulonimbus. Pada track di mana pesawat dinyatakan lost
contact ada awan cukup tebal 48 ribu kaki atau 16 ribu meter," jelas
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Maritim BMKG, Syamsul Huda saat
dihubungi detikcom hari ini.
Karakteristik dari awan cumulonimbus
ini disertai petir di dalamnya. Sehingga apabila ada pesawat yang masuk
ke dalam awan cumulonimbus itu, pesawat biasanya mengalami turbulensi
hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar